SESANTI

SURA DIRA JAYANINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI

Kamis, 04 November 2010

Membedah Jagad Ilir-Ilir 5 ( Habis )




Bocah-angon bocah angon
Peneknno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodot iro
Dodot iro dodot iro kumitir bedahing pinggir
nDom mono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung jembar kalangane, mumpung padang rembulane

terjemah :

hai anak gembala,
panjatkanlah belimbing itu.
walau licin panjatlah
untuk membasuh kain mu
Kain mu yang compang-camping
sulam dan jaitlah, untuk pertemuan nanti sore
senyampang ada kesempatan dan masih benderang bulan bersinar


Bocah angon....? siapakah ia. Kanjeng sunan memberikan sebuah isyarah kepada kita, bahwa semua manusia yang hidup di dunia ini, adalah sebagai bocah angon atau anak gembala. Dimana pekerjaannya harus menggembalakan hewan ternaknya.Dimana ia harus beruasah untuk menjaga dan merawat ternak yang digembalakan.
Dalam hal ini pengarang syair memilih bocah, bukan orang tua atau dewasa, hal ini sebagai pengingat bahwa kita semua ini adalah bocah. Yang memiliki orang tua dan wajib berbakti kepada orang tua. Bocah yang masih belum tahu tentang banyak ikhwal sehingga harus banyak belajar.Yang selalu ingin Hidup enak namun tanpa sengsara. dan dimanja. namun keadaan rupanya tidak mengizinkan semua itu. Karena ia dipaksa untuk angon, yang harus bergumul dengan kesusahan, panas keringat dan beban atas hewan-hewan ternaknya.Demikia pula manusia yang sebenarnya sebagi penghuni surga, yang hidup serba enak, dimanja bidadari, namun Allah manakdirkan untuk hidup di dunia yang sengsara ini yang harus bersusah payah.
Dan di sadari atau tidak kita memiliki watak bocah yaitu watak yang menjengkelkan atau nakal sehingga memerlukan bimbingan dan arahan selalu. maka ketika kita telah sadar tidak lain yang kita cari adalah pembimbing, dan guru sejati atau sejatine guru agar kita amenjadi bocah yang terdidik sehingga mampu mengemban amanah sebagai kholifah fil ardli dan sebagai kawula gusti, pembimbing dan guru sejati serta sejati guru yaitu rosulullah SAW. maka sadarkah kita akan hal itu...
Bocah Angon disuruh juragan atau orang tua untuk mengembalakan ternak yang kemudian jika telah waktunya telah sore ia harus pulang untuk mengandangkan hewan ternaknya. dan ketika ternak yang digembalakan gemuk-gemuk dan Terurus dengan baik maka ia akan mendapat hadiah, dan jika ternak yang digembalakannya kurus-kurus maka ia akan mendapat marah dari sang juragan atau oarang tua.
Itulah tentang gambaran dari kehidupan. kita diamanahi untuk angon atau mengembala segala yang telah diamanahkan Allah SWT. Baik berupa anggota tubuh, jabatan, harta, dan lainnya. yang mana jika telah datang ajal maka segala yang di angonkan akan diperhitungkan dan ditanyakan. apajah kita atelah mengarahkan potensi, dan segala yang diamanahkan kejalan yang benar. jalan yang telah ditentukan dalam alquran dan al hadist.
Dan harus dapat menjaga barang yang di amanahkan agar tidak menjadi barang yang rusak. yang digunakankan secara serampangan. dan jangan biarkan amanah itu menjamah, memakan serta menggunakan barang-barang yang bathil. Yang akan berdampak pada sikap, perilaku diri, sehingga menjadi diri yang beringas, terhalang dalam memandang kebenaran . Dikarenakan atas pengaruh makan yang diberikan serta perlakukan yang tidak sesuai dengan dawuh atau perintah sang juragan ( Allah ).

Tangan, jabatan, harta yang dianugrahkan serta waktu, ketika dapat mengatur ( angon ) dengan baik sesuai dengan syariat maka akan menguntungkan. Namun kitka disia-siakan justru maka akan merugikan. Bagaimanapun juga semua itu adalah amanah maka harus dijaga. Kesempatan hanya datang satu kali, dan setiap masalah yang dihadapkan pada seseorang pasti memiliki keunikan dan pesan. Sumber dan penyelesaian setiap masalah yang ditimpakan pada diri sesorang terletak pada diri orang tersebut tidak ada pada diri orang lain, ketika ada sekalipun itu hanya sebagai sebuah efek / dampak dan perantara.

Amanah yang diserahkan kepada manusia, dengan berbagai macam bentuk dan kadar kesulitan pasti memiliki manfaat dan pasti tersirat ayat-ayat allah yang apabila dapat dibaca maka sungguh besar fungsi dan manfaatnya. maka ketika bocah angon bersedia untuk mempelajari dan mengamalkan pesan yang tertuang disetiap tingkah dan ikhwal dalam gerak angonnya maka akan memiliki dampak kesuksesan yang besar. Namun ketika ayat-ayat yeng terlukis pada setiap relik dari amanah itu terabaikan maka hidup ini hanya akan terasa hambar.

Kesempatan angon yang hanya sekali, maka seharusnya tiap perjalanan dan tiap detik harus bermakna. Kebermaknaan ini akan membawa dampak kedewasaan, yang mana ketika kedawsaan itu ada,dan dapat mengerahkan segala apa yang diamanahakan menuju susanana perjalanan ilahi serta dapat mengambil manfaat dari pesan pada setiap detak nafas dan langkah maka tidak hanya sekadar kepuasan angon yang dalam bentuk surga dan derajat pahala namun sebuah manisnya posisi kehambaan dan perjumpaan dengan sang juragan ( Allah ) yang tak tergambarkan kenikmatan dan kegembiraannya.

Bocah angon, sebagai pemimpin yang diangon maka ia memposisikan dirinya di belakang, namun paling depan jika ternak yang digembalakan berjalan tidak sesuai aturan, serta akan ditengah jika sekawanan ternaknya ada yang saling menyeruduk, lalu akan kembali lagi ke belakang.. begitulah seharusnya seorang pemimpin........

Ditengah sibuknya bocah angon mengemban amanah untuk menjaga gembalaan, masih disuruh dan dipaksa pula untuk memanjat belimbing. yang mana akan digunakan akan digunakan untuk mbasuh dodot. Dodot adalah kain batik yang besar dan panjang dan hanya digunakan untuk pakaian dikala acara resmi dan sakral, atau saat pisowanan. Dan blimbing yang merupakan buah dengan bentu segi 5, serta memiliki tekstur kulit pohon yang sangat licin jika waktu musim hujan.

Memanjat adalah bukan pekerjaan yang mudah, membutuhkan upaya dan keberanian, serta demikianlah gambaran kehidupan di dunia. Manusia di turunkan di dunia untuk beribadah, maka ketika manusia berusaha untuk selalu mendedikasikan dirinya untuk beribadah maka ia berusaha untuk memanjat tegaknya pohon nafsu dan kecintaan dunia demi meraih manisnya iman dan manisnya menjadi kawulo, yang seperti manisnya buah belimbing.

Namun perlu diingat bahwa pohon yang dijadikan lantaran untuk meraih buah kema'rifatan sangat licin. Sehingga banyak manusia yang terpeleset saat proses perajalannya menuju sang pencipta bahkan banyak pula yang urung untuk memanjat melihat sulitnya menjadi kawulo yag sejati. Ada pula manusia yang tidak mengatuhi akan manisnya buah belimbing kema'rifatan sehingga engggan untuk melakukan perjalanan menuju sang ilahi.

Segala ubudiyah yang dilakukan akan digunakan sebagai sarana penyuci segala amal yang di umpamakan dodot, yang akan digunakan untuk menghadap atau sebo pada saat di alam kubur atau digambarkan di sore hari.Dodot yang berupa segala amal yang kita lakukan tentu jauh dari kesempurnaan, dodot sebagai pakaian yang menyelimuti tubuh, maka seperti kesempatan dan waktu yang selalu tersandang kemana-mana, tentu kadang tercampakkan kadang robek karena saat sedang angon, maka perlu disulam dan dibasuh dengan dzikir dan sifat kumawulo yang merupakan hasil riyadloh dalam usaha memanjat pohon kema'rifatan.

Jadikan semua kesengsaraan saat angon. Dan licinnya memanjat blimbing, Rusak dan kotornya dodot amaliyah mejadi peyemanga kita untuk terus berjuang menjadi bocah angon yang terbaik dan kawulo yang tahu diri dan posisi. Ditengah kesadaran akan rasa kesengsaraan maka akan tumbuh rasa butuh kepada sang pencipta yang mana tidak dianugrahkan pada setiap manusia yang masih memiliki rasa sombong atas banyaknya gembalaan, kain yang dihadiahkan, padahal semua itu hanyalah titipan dan akan diminta pertanggung jawaban. Yang tidak menyadari bahwa waktu angon semakin sempit dan sore, sehingga dengan segenab riyadloh,membangun kesadaran dan waspodo menjadi bocah angon yang tawadluk dan tidak mengAkukan pada setiap amalan yang sepenuh hati bahwa setiap amaliyah yang dikerjakan adalah atas anugrah dari gusti Allah bukan semata karena sebab amal yang telah dilakukan .

Keadaan yang susah payah dalam meraih manisnya belimbing kemakrifatan jangan dijadikan alasan dalam tidak menunaikan semua perintah. Coba lihat langit disana rembulan masih bersinar terang. Yang mana para wali pembuat tembang menggambarkan ulama sebagi rembulan yang menyinari gelapnya malam. Maka bergegaslah mencari guru.agar dapat segera memperoleh penyemangat, teman dan obat ketika terjatuh dari memanjat pohon ubudiyah. Dan penerang, saat hatimu gundah ketiaka nagon, atau terpeleset sehingga badan manjadi sakait.


Senin, 06 September 2010

Kado Romadhon Untuk ITS di tahun ini

Waktu telah menunjukkan pukul 22.00, desir angin malam menambah semarak acara yang diselenggarakan perusahaan surat kabar terbesar di wilayah timur indonesia. sorak sorai penonton membahana memecah gempita langit ramadhan. Pembawa acara mulai membacakan satu demi satu peserta lomba, dan mengantarkan penampilan msing-masing group. dan detik demi detik pun terlalu dengan penuh debar.

Tiba saatnya ketika MC acara festifal ramadhan jawa pos 2010, memangggil peserta nomor urut dua, maka desir darah semakin deras dan detak jantung berdegub kencang.doa dihujam dalam hati, dan optomisme dirangkai, untuk memberikan yang terbaik bagi teman-teman, institut tercinta, terlebih ummat islam. Langkah-langkah tegap sedikit bimbang menuju atas podium, di terangi temaram lampu penyambutan yang cukup membuat berwibawa suasana malam itu.

Salam hormat kepada dewan juri dan penonton mengawali penampilan tim al banjari ITS, duduk dengan tegap, sigap walaupun dengan sedikit perasaan tak karuan. Microphone menjadi teman yang berharga untuk penampilan malam itu, tak lupa degup sang rabana mengiringi tiap huruf lantunan sholawat. Hening, hanyut dalam suasana bersahaja, berwibawa, dalam malam kompetisi seni islami. Dan bait demi bait dilantunkan dengan anggun beriringan dengan dentum rebana mahasiswa yang bermarkas di jalan keputih yang terdengar lembut tapi pasti,.

Alunan nada mengantarkan hingga detik akhir penantian, dewan juri menorehkan nilai pada secarik kertas, dan teriring doa para peserta semoga menjadi pemenang. dan akhirnya tibalah saat mendebarkan bagi 12 group seni. Namun sebelum detik penantian datang, disuguhkkan derap seni rodat banyuwangi yang menghentak dan menggugah semangat ditengah ketegangan itu. Hentakkan kendang dan lincahnya penari rodat tidak mengurangi debar jantung para peserta. dan sang malam pun terus berjalan

Akhirnya sampailah masa penantian, juri mengumumkan nama nama pemenang lomba yang dimulai, dari lomba group nasyid, dilanjutkan samproh rebana. Tiba saatnya giliran lomba Al- banjari. Desir darah pun semakin menguat, mata tertuju pada gerak bibir dan mimik pembawa acara, dan akhirnya urutan demi urutan peringkat diumumkan, dan pada saat peringkat pertama diumumkan, rupanya allah memberikan sebuah kado isimewa untuk tahun ini, tiem hadrah rebana Ihya’ utturats mendapat anugrah juara 1. Gegap gempita dan sorak sholawat badar mengiringi suasana kala itu. Kegembiraan dan syukur tertumpah dari lubuk hati teman-teman UKM Cinta Rebana ITS. Kala itu tanggal 5 september 2010. selamat yaa, sukses selalu

Senin, 09 Agustus 2010

Direndam Harap

rasa ku lumpuh
dalam gertak kemasaman
terkekang dihalau kemelaratan
lubuk berkaca, terpampang mahligai
daya tak kunjung pesona
bukan bermimpi
malam diselimut kelaliman diri
ujung penantian
merayap tersenggol gontai
deru, membisu
diri terpuruk jelaga
ku pindah, tak urung pula
yaaaaaa......hooooooo......
lepas..... terpukul....
kapan aku bersama
inikah kuntum hadiah
sudahlah....
semerbak datang pasti
kini....esok...
tegarlah....
sandarkan kelemahanmu

Rabu, 21 Juli 2010

Hidayah / agus darminto

Keinginan menuju hakekat namun menolak untuk belajar dan berkutat masalah syariat, maka hakekat yang diperoleh hanya semu belaka, karena telah nulayani dari kanjeng rosul yang tingkat kema’rifatannya tinggi,yang mana beliau tetap bersyariatan.

Minggu, 18 Juli 2010

tulisanku

Meringkas Buku Pilihan

Lomba yang aku usulkan ini ditujukan para pelajar. Tujuannya, para pelajar gemar membaca. Kompetisinya adalah meringkas buku yang dipilih panitia. Bobot bukunya juga disesuaikan dengan tingkat pelajar. Peserta diberi waktu dua jam untuk membaca. Tempatnya, kalau bisa, pusat keramaian kota. Dari situ dapat diketahui kecepatan dalam menganalisis permasalahan. Kriteria pemenang adalah mereka yang dapat meringkas. Mencakup keseluruhan isi buku dengan cepat. Lomba itu bertujuan untuk melatih para generasi muda agar cepat tanggap dalam menghadapi masalah. ***

Agus Darminto, agus***@gmail.com


JawaPos Deteksi INTERAKTIF Selasa, 12 Agustus 2008
http://www.jawapos.co.id/deteksi/index.php?act=detail&nid=17623

Minggu, 11 Juli 2010

Dari warung makan ke perpustakaan

Minat baca itu...?


Membaca, semua orang pasti mengetahui arti dan fungsi serta manfaatnya. Namun ketika ketika menjumpai banyak orang yang tidak gemar membaca atau tidak mau meluangkan waktu untuk membaca, bukan berarti orang tersebut tidak mengetahui guna, manfaat dan resiko yang ditimbulkan, namun belum memilik semangat untuk melawan kehendak diri yang mengarah ke perilaku malas, atau tidak gemar membaca. Dan banyak yang telah mengetahui bahwa membaca adalah bukan pekerjaan mudah, dan memerlukan waktu serta membosankan. Akan tetapi dengan membaca dapat meningkatkan kualitas kerja, rekreasi, mengasah otak, melatih untuk mengatur waktu. Namun disisi lain masih banyak orang yang enggan menyisihkan waktunya untuk membaca, dengan berbagai macam alasan.


Minat baca laksana nafsu makan, maka tergantung dari rasa lapar, kebutuhan makan, jenis makan, selera makan dan sebagainya. Maka sebagai pustakawan, tidak dapat mengubah kebiasaan sesorang dari tidak suka membaca menjadi suka membaca. Seperti itu juga pemilik warung / rumah makan, tidak dapat menyuruh sesorang untuk lapar atau membeli makannya. Namun ia hanya dapat berusaha menarik perhatian dengan mempercantik tampilan warung dan hidangan, menyediakan layanan yang baik, yang mana bertujuan supaya pelanggan tertarik untuk berkunjung. Maka,sebenarnya yang menjadi titik penting adalah bagimana menyediakan menu yang menarik, sehingga pelangga bernafsu untuk makan, baik dalam keadaan lapar maupun tidak lapar, yang jelas penjual tidak mengetahui, yang penjual ketahui hanyalah, pelanggan membutuhkan makanan sehingga dia sebagai penjual. Harus menyediakan makanan yang dipesan dan memberikan pelayanan yang semenarik mungkin.


Demikian pula perpustakaan, pustakawan hanya dapat menyediakan sarana, informasi, dan layanan yang semenarik mungkin, sehingga pemustaka berkenan untuk berkunjung ke perpustakaan. Dan pustakawan tidak mengetahui, apakah pemustaka dalam membaca adalah karena kebutuhan atau hanya untuk mengisi waktu luang, atau alasan lainnya. Karena dengan penataan yang menarik, koleksi yang sesuai dengan kubutuhan, terawat dengan baik, pelayanan yang kekeluargaan, rasa empati pustakawan dan jiwa yang bersahabat. maka akan menumbuhkan minat kunjung dan tentunya akan merangsang sesorang memiliki semangat untuk membaca dan ingin tahu lebih besar.


Sikap sebagai cerminan profesianalitas



Mengapa dalam hal ini sikap bersahabat dan empati sangat dibutuhkan untuk menarik pemustaka? Perpustakaan adalah gudang informasi yang ditata sedimikian rupa sehingga orang awam akan kebingungan saat mencari atau menggunakan koleksi diperpustakaan. Maka selayaknya pustakawan dapat membantu untuk penelususran dan pemilihan bahan pustaka, tidak sekedar hanya menunjukkan tempat koleksi. Dan berempati kepada pemustaka atas permasalah yang dialami. Hal ini dapat menumbuhkan perasaan kepada pengguna bahwa perpustakaan dapat menjadi jalan keluar permasalahannya.


Empati atas permasalahan yang diajukan pemustaka, merupakan sikap yang perlu ditnujukkan pustakawan, dengan tujuan pemustaka merasa dihargai dan dapat mengurangi beban permasalahannya walupun haya sekedar secara psikologis. Pemustaka hadir keperpustakaan karena ada permasalahan, entah disadari atau tidak, besar ataupun kecil. Namun bukan berarti pusatakawan kemudian menghakimi bahwa setiap pemustaka adalah bermasalah yang berkonotasi negatif. Sehingga dengan adanya rasa empati dan saling keterbukaan antara pemustaka dan pustakawan maka terjadi kerjasama yang saling menguntungkan. Pustakawan tidak merasa minder atau terbelakang, atau merasa paling pandai, dan pemustaka pun demikian, tidak akan canggung untuk berkomunikasi kepada pustakawan.


Seperti layaknya seorang pelayan restoran ia akan menghampiri dan menawarkan sekian banyak menu yang ada dengan segala kelebihan dan kelezatan, serta keunikan. Tentunya bagi pustakawan tidak harus bersikap demikian, namun setidaknya jika ada pemustaka yang bertanya dan berkonsultasi, seharusnya dilayani dengan baik dan penuh rasa empati. Sehingga pemustaka akan merasa dihargai, hal ini penting karena akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna. Yang mana menjadi tujuan utama dari perpustakaan. Apresiasi yang diberikan kepada pemustaka merupakan cerminan atas loyalitas dan profesionalitas kinerja pustakawan.


Perpustakaan memang dikenal sebagai gudang ilmu pengetahuan, namun bukan berarti sebagai pustakawan kemudian menganggap remeh atau bahkan merasa menggurui terhadap pemustaka yang datang. Disebabkan perasaan yang telah mengetahui banyak pengetahuan. perlu diketahui bahwa pemustaka yang datang memiliki kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dengan berbagi tingkatan, bisa jadi lebih pandai dan terampil dari pustakawannya. Maka bukan berarti pula harus bersikap merendah, sehingga merasa bodoh, namun pemustaka yang datang justru dijadikan sebagai teman sharing, dan setiap individu pasti memiliki keunikan dan makna yang akan sangat berarti dan jika dapat memahami, akan berguna baik untuk kinerja maupun program – program perpustakaan.


Ketika hubungan emosional dan saling memberi dan menerima antara pustakwan dan pemustaka, maka informasi akan terdayagunakan secara maksimal dan terkomunikasikan dengan lancar. Hal ini menjadi sebuah indikasi akan keberhasilan kinerja perpustakaan dalam mendistribusikan dan mendayagunakan informasi. Dan hubungan komunikasi ini, harus diawali dari pustakawan, karena bagaimanapun juga pemustaka ibarat pelanggan rumah makan, yang mana harus dijamu, dipersilahkan, dipenuhi kebutuhannya, dihormati, dan tentunya yang memulai untuk menyapa adalah pelayan atau pemilik rumah makan.

Kamis, 08 Juli 2010

Ruangan : Wujud Eksistensi Perpustakaan : Agus Darminto

Dalam mewujudkan perpustakaan yang kondusif maka modal awal yang harus dimiliki adalah semangat untuk mewujudkan iklim membaca dan semangat untuk saling memberi dan kerelaan untuk menerima. Modal awal ini akan menentukan gerak langkah selanjutnya dalam mewujudkan perpustakaan yang kondusif. Kondusif dari segi lingkungan / suasana, koleksi serta komunikasi antara petugas dan pemustaka. dengan kondisi demikian akan dapat menjadikan perpustakaan sebagi pusat informasi dan motor penggerak perkembangan ilmu pengetahuan serta kontrol sosial secara tidak langsung.


Semangat untuk mewujudkan iklim baca, akan dapat menjiwai program dan penyelenggaraan tugas-tugas perpustakaan. Perpustakaan sebagai bagian pengelolaan informasi memiliki tujuan akhir yang salah satunya adalah mewujudkan insan baca. Diharapkan terwujudnya insan baca dapat memberikan semangat dalam menggali lebih lanjut khasanah ilmu pengetahuan. Sehingga secara tidak langsung, perpustakaan menjadi katalisator dalam usaha untuk menggali penemuan-penemuan baru untuk kemaslahatan umat dan tentunya harus dilandasi dengan sikap moral yang baik.


Perpustakaan yang berdayaguna mustahil tanpa adanya sarana berupa ruangan. karena ruangan merupakan sarana pokok dari perpustakaan, ibarat wujud tanpa tempat mustahil di dunia ini. Sebagai wujud kebaradaan perpustakaan maka diperlukan ruangan. Selain itu sebagai tempat menunjukkan kepada pengguna posisi / letak perpustakaan berada. Sehingga elemen awal yang harus di sediakan bahkan diperhatikan adalah ruangan dan hal-hal yang terkait dengannya.


Besar ataupun kecil, pada awalnya bukan menjadi sebuah masalah. Yang terpenting adalah merangkai semua keadaan ruangan menjadi nyaman untuk ditempati. Hal ini dikarenakan ruangan adalah hal yang dipandang pertma kali oleh pengunjung sebelum memandang atau memperhatikan hal yang lain di perpustakaan. Dengan ruangan yang nyaman dan indah maka akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pemustaka. Sehingga dengan kondisi psikologis pengguna yang merasa nyaman dan aman dapat mempengaruhi minat baca dan minat kunjung, serta intensitas komunikasi dengan perpustakaan.


Penentuan ukuran ruangan harus disesuaikan dengan kapasitas pengguna, tujuan atau konsep yang akan di terapkan di perpustakaan serta keanekargaman informasi yang akan diolah dan dikomunikasikan kepada pemustaka. Hal ini penting karena akan berpengaruh pada tingkat kenyamanan pengguna yang mana akan mempengaruhi pula kinerja dari perpustakaan sebagai bidang layanan jasa informasi. Dimana kepuasan dalam pelayanan dan saran prasarana menentukan citra dari bidang pelayanan tersebut. Sehingga dalam menentukan besar-kecil ruangan harus bertolak pada hal-hal diatas.


Ruangan, bagi proses penyelenggaraan perpustakaan ibarat syarat wajib, bukan sebuah rukun. Jika dianalogikan dalam hal sholat. Berbeda dengan ruang kelas, ruang kelas dalam proses belajar mengajar adalah rukun, sementara syaratnya adalah ada guru dan murid. Maka bagi pustakawan atau instansi yang menginginkan sebuah perpustakaan yang ideal, persoalan ruangan harus menjadi hal pertama yang harus diperhatikan. Yang mana meliputi letak, posisi, ukuran, tata ruang, warna dan sebagainya. Maka ketika ada instansi yang menghendaki perpustakaan ideal tanpa didukung ruangan yang layak maka ibarat berjalan tanpa menggunakan kaki atau alat bantu berjalan.


Ruangan yang nyaman dan indah adalah idaman atas penyelenggaraan perpustakaan dan hal pertama yang harus diperhatikan, sebelum mengkonsep hal lain. Bukan berarti hal-hal lain seperti sikap pelayanan, efektivitas layanan, jumlah dan jenis koleksi merupakan hal yang harus diabaikan. Namun semuanya harus mendapat perhatian dengan porsi yang cukup. Sikap pelayanan merupakan hal yang berpengaruh pula dalam keberhasilan pelayanan namun jika tidak didukung sarana dan ruangan yang baik,maka juga akan berpengaruh pada kepuasan pengguna


Pentingnya sebuah ruangan tak ubahnya seperti kamar mandi atau WC, orang akan merasa nyaman saat buang air besar jika tempatnya bersih dan rapi. Padahal WC atau kamar mandi adalah tempat buang kotoran, bukan kursi sofa atau ruang tamu. Atau ketika bertamu pada sesorang, maka yang kita lihat pertama kali adalah ruangan dan tata ruang dari pemilik rumah. Karena hal ini dapat mencerminkan kepribadian dan loyalitas kepada tamu demikian pula yang terjadi diperpustakaan.


Pepatah mengatakan “ ajining diri ana ing lati ajining raga ana busana”. Jasmani dan rohani merupakan satu padan dan kedunya membutuhkan pengakuan eksistensi. Ruangan dan sarana penunjangnya laksana jasmani dan sistem pelayanan adalah laksana rohani. Maka ketika orang / pemustaka tidak dapat merasakan eksistensi dari perpustakaan maka yang harus diperhatikan adalah diri atau raga perpustakaan yaitu ruangan. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dari pengguna yang merasa tidak nyaman ketika berada di perpustakaan.


Sistem dan tata ruang ibarat gula dengan manisnya, maka tidak dapat dipisahkan, semua saling terkait. Ketika orang akan mengecap manis maka harus makan gula, tanpa ada wujud gula maka tidak ada rasa manis. Ketika ada gula tetapi tidak manis maka eksistensi gula akan tetap diakui namun dia ( gula ) akan lepas perhatian, karena tidak sesuai dengan standart gula yang diinginkan, yang terpenting ada wujud gula, sehingga orang dapat berkata bahwa ini gula. Perkara manis, jika tidak sesuai dapat ditambahkan sari buah.


Dari analog diatas maka yang terpenting adalah perpustakaan didesain sebagus mungkin sesuai dengan selera dan keinginan pengguna, sedangkan sistem merupakan hal kedua yang harus dipikirkan, sehingga dapat menguatkan eksistensi dan keberadaan serta nilai daya guna perpustakaan untuk pengguna. Jadi yang terpenting dalam awal pembentukan sebuah perpustakaan adalah rancangan ruang perpustakaan, karena hal awal yang akan disorot oleh pengguna, skemudian merencanakan sistem pelayanannya.

Kamis, 01 Juli 2010

Warung Buku

Aroma membumbung menyesakkan pandangan
hasrat menggapai menelan nikmat
berdecak, berkelakar dalam bingkai warung buku
mempesona intelektual, terlahir masa depan cerah
namun langkah terserak hingga kini
keberanian perubahan, awal ketertarikan
terpancang rasa merajai tak berkuasa
beranikah memacu aneka persahabatan......!!!!
tinggal warung buku, demi kepuasan keilmuan


Surabaya, sasana dalem pakurmatan
03 april 2010

Sabtu, 26 Juni 2010

Membedah jagad ilir-ilir 4 / agus darminto

Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar

Terjemah :
Tak ijo royo-royo : di lihat hijau sekali
Tak sengguh temanten anyar : saya kira pengantin baru

               Dimana sebelumnya telah diungkapkan bahwa, di dunia ini ibarat menanam padi. Maka inilah saat yang menyenangkan bagi petani. Saat padi telah tumbuh menghijau, hatipun menjadi senang. Padahal belum tahu apakah kelak padi yang ditanam akan berbuah atau justru terserang hama, atau justru malah terkena bencana. Namun optimisme harus tetap ada. Demikian orang hidup didunia ketika diberi akal, diberi kesempatan berkarya, beribadah, maka serasa bahwadengan ketaatan yang sekarang dianugrahkan sudah dapat untuk membeli surga dan akhir kehidupan yang khusnul khotimah. Namun optimisme harus tetap dibangun, yang jelas kita sudah berusaha untuk hidup sesuai dengan prosedur yang telah di gariskan oleh Allah SWT. Dan kelak akhir hidup kita seperti apa, kita serahkan sepenuhnya pada Allah SWT.
                  Saat amanah umur semakin dikurangi, nikmat dikurangi, atau bahkan ketika rasa taat ditambah, atau ketika rizky ditambah. Maka seharusnya kita semakin bertambah ingat dan ibadah kita kepada Allah SWT. Bahwa Allah itu kuoso untuk mewarnai duniua seisinya ini sesuai kehendaknya, maka agar kita selamat, jadilah hamba yang sejati. Satukan lah keinginan kita dengan keinginan Allah SWT. Tentunya dengan menyelaraskan segala tingkah laku kita sesuai dengan ajaran Islam. Maka ketika kita hanya manut pada nafsu kita dan lebih-lebih berprasangka buruk atas ketentuan Allah SWT maka sesungguhnya haln ini akan membawa kejurang kehancuran. Sebagus apapun kehendak kita, ketika tolok ukur hanya nafsu maka tunggulah saat kehancurannya.
                  Ingat dunia ini milik Allah SWT, maka kita yang dititipi, dipasrrahi harus ikut aturan yang menitipi. Ibarat kita dititipi sepeda motor, maka kita harus mengikuti petunjuk si pemilik sepeda motor dan tidak membuat aturan sendiri. Ketika itu terjadi maka sebenarnya kita sudah menyalahi tata krama, sudah diberi tapi justru membelakangi / membenci. Sikap yang kurang ajar, yang tidak sepatutnya dimiki oleh hamba yang mengakui Allah sebagai Rabb-nya, pengatur dan bendoronya 
Dan Gusti Allah tidak bisa hanya kita jadikan pengeran hanya disaat sholat, menikah, terganggu jin, terjadi bencana, dimasjid atau saat dikuburan. Dunia ini milik Allah, yang menciptakan Allah, yang akan melebur Allah, yang dapat membolak-balikkan Allah. Sehingga kita tidak pantas bersikap mendikotomikan antara urusan ibadah dengan sosial.
                 Dan ketika kita mau melaksanakan kehidupan ini sesuai kehendak-Nya maka kita akan seperti temanten anyar. Namun ketika kita tidak mau mengikuti jalur Allah maka kita tidak akan dapat menjadi temanten anyar ,merasakannya pun tidak.......!!!!. kita tinggal memilih mana yang dikehendaki. Seluruh aturan sudah jelas, maukah untuk melaksanakan, memang peraturan itu tak selamanya enak. Kita terkekang, serasa tidak boleh kemana-mana. Namun justru dengan demikian akan menjadikan tingginya derajat kemnusian / penghambaan. 
                Layaknya temanten anyar, tidak boleh keluar, makan dilayani, dapat pasangan yang dicintai, kasih sayang yang masih fresh, yang jelas semua serba nyaman. Namun memang tidak boleh keluar terlalu jauh, tidak boleh bekerja macam-macam, dan berbagai macam larangan-larangan menurut versi budaya dan adat masing-masing daerah. Maka demikian juga sebagai insan didunia, ketika kita bersedia untuk tidak keluar dari aturan hukum Allah, walaupun pahit, tidak bergaul bebas dengan urusan urusan yang menyibukkan dan melalaikan kepada Allah SWT, singkat kata bersedia untuk tunduk taat, sesungguhnya kita sudah mendaftar untuk dijadikan sebagi temanten anyar. Kita akan berbahagia, merasa senang , selalu diberi rohmat yang selalu fresh oleh Allah SWT. Dan hal itu akan kita lakukan dan rasakan jika kita mengetahui , mengerti, dan melaksanakan hakekat kehambaan kita.
Memang berat dan berbagai macam tantangan akan kita terima jika kita mengikuti jalur allah SWT, seperti layaknya seseorang sebelum menjadi pengantin baru, berbagai syarat dan usaha serta biaya dikeluarkan. Sama halnya ketika kita ingin memperoleh pangkat yang tinggi, kebahagiaan abadi maka tidak mudah pula. Tetapi janganlah berkecil hati, barang siapa berusaha maka ia akan memperoleh. Perlu diingat berdo’a jug salah satu bagian dari ibadah. Ibarat kalau sudah jodoh, maka ma kemana.... itulah prinsip ketika mau menjadi penganten baru, demikan pula di dunia ini.
                  Dan tiap orang diberikan signal ketuhanan yang berbeda-beda, tiap orang diber informasi ketuhanan berbeda-beda, yang jelas semua yang diberikan pasti sesuai dengan pori diri dan usaha yang telah dilakukan. Walaupun takdir telah tertulis namun kewajiban kita adalah berusaha, beribadah dan hak mutlaq dimiliki Allah SWT. Walaupun berat itulah hakekat kenikmatan menjadi hamba Allah. Dunia ini memang temapt kesusahan, tidak ada kesenangan yang abadi. Saatnya kita berusaha agar dijadikan penganten baru yang akan disandingkan dengan bidadari disurga.

Jumat, 25 Juni 2010

Mulailah menulis : Dengan Pena Bangun Peradaban / agus darminto

Sejarah gemilang Baca Tulis

Baitul Hikmah, sebagai sebuah perpustakaan pada zaman khalifah Harun al-Rasyid di Baghdad pada abad 9 masehi, yang mana memiliki sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Baitul Hikmah berhasil menterjemahkan berbagi karya klasik dari yunani, Persia dan sebagainya. Di masa pemerintahan al-Ma’mun Baitul Hikmah mengalami kemajuan pesat. Sebagaimana Harun al-Rasyid, al-Ma’mun penggantinya, mempunyai komitmen kuat dan perhatian yang mendalam untuk usaha pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dari perhatian yang diberikan pada Baitul Hikmah, yaitu .dengan mengadakan kerjasama dengan para penguasa Romawi untuk mendapatkan buku-buku kuno dari kerajaan itu. Untuk melaksanakan tugas tersebut al-Ma’mun membentuk tim yang beranggotakan di antaranya adalah Silm, al-Hajjaj bin Mathar, Yuhana bin Masawih dan Ibnu Bithriq yang bertugas menumpulkan naskah-naskah dari Romawi dan kemudian diterjemah ke dalam bahasa Arab.

Untuk mempermudah penelususran di Baitul Hikmah, yang mana telah dikelola layaknya perpustakaan modern. Koleksi buku diklasifikasi menurut isinya. Tiap bagian koleksi, mempunyai pengelola dan pengawas tersendiri. Klasifikasi koleksi Baitul Hikmah meliputi:

1. Fisika

2. Filsafat dan logika

3. Astronomi

4. Agraria dan pertanian

5. Matematika dan teknik

6. Musik

7. Kimia

Pada masa al-Ma’mun Baitul Hikmah telah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Yang mana memiliki koleksi yang berasal dari Yunani dan Persia, tidak hanya itu, namun juga buku-buku berbahasa Sansekerta, Suryani, Kaldan, India dan Qibthi. Dan untuk mempermudah pembelajaran telah diterjemah pula kedalam bahasa Arab. Di situ tersimpan khazanah berbagai peradaban dari lembah Tigris dan Eufrat, Nil, Indus, India serta Yunani.

Berkat pengelolaan dan sarana buku yang memadai Ibnu Sina dapat dapat leluasa belajar ke perpustakaan istana Samani yang besar nama lain dari Baitul Hikmah. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;


“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.”

Melihat sepanggalah dari pernyataan Ibnu Sina diatas membuktikan bahwa pada abad ke 10 perpustakaan islam sudah berkembang begitu pesatnya.



Ummat Islam saatnya bergerak

Warisan ilmu pengetahuan yang begitu berjubel dari masa-ke masa. Beratus ribu kitab telah dikarang dan dipublikasikan yang mana semua bertujuan untuk kelangsungan kehidupan dalam menjalinkan misi kekhalifan di dunia ini. Maka saharusnya sebagi umat yang besar, kegiatan baca tulis adalah kegiatan yang menjadi sebuah kebiasaan, atau hoby tentunya. Karya yang telah lalu tidak akan berguna apabila tidak dibaca atau bahkan diteliti lebih lanjut dan kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan .

Ummat islam runtuh karena kegiatan keilmuan sudah mulai ditinggalkan. Yang mana disibukkan hanya pada masalah harta dan jabatan. Salah satu indikasi adalah mulai lunturnya kegiatan membaca dan menulis. Orang disibukkan dengan berbagai macam aktivitas yang tidak bermanfaat, seperti berdiskusi tanpa tujuan yang jelas, bekerja secara berlebihan tanpa ada waktu untuk belajar, remaja yang sibuk dengan game, dan hoby-hoby mereka yang melupakan kegiatan belajar.

Memang belajar tak selamanya hanya baca tulis, namun membaca dan menulis merupakan sebuah awal dan dasar dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Karena membaca adalah sebuah pekerjaan menerjemahkan sebuah informasi dari luar sehingga mampu dicerna oleh otak pada akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman akan ilmu tersebut. Mustahil sebuah pembelajaran akan efektif dan berhasil tanpa adanya kegiatan baca tulis, dikarenakan seseorang akan dapat mengerti dan faham terhadap sesuatu jika diawali dengan membaca, kemudian diikuti analisa baru mengenai hal yang diterima itu.

Sedangkan menulis adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk memvisualisasikan dalam bentuk huruf, segala yang telah dipahami atau dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam usaha belajarnya adalah dibuktikan dengan tulisan. Hasil karya tulisan selain bentuk dari wujud kefahaman seseorang juga wujud kepedulian akan sebuah ilmu pengetahuan. Karena dengan adanya tulisan yang dihasilkan maka ikut dalam usaha melestarikan ilmu pengetahuan

Bagi ummat Islam kegiatan tulis menulis telah dicontohkan oleh para ulama, yang dengan tangannya menghasilkan beratus kitab, bisa dibayangkan tanpa adanya sebuah media cetak seperti sekarang ini para ulama salaf dapat mengaplikasikan dan menuangkan ide-idenya pada lembaran-lembaran, tanpa adanya sebuah keluh kesah. Bagaimana dengan keadaan sekarang…. ?? dengan berbagai kemajuan justru ummat Islam tidak semakin terpupuk jiwa kelimuannya.

Lunturnya kegiatan baca tulis ummat Islam merupakan sebuah hal yang patut untuk tidak dilanjutkan, karena akan berdampak semakin mundurnya peradaban islam, dan semakin hancurnya tatanan dunia ini. Hal ini karena ummat sudah merasa cukup puas atas hasil karya yang telah ada, merasa minder untuk menulis, sibuk atas urusan masing-masing, sehingga baca tulis menjadi kegiatan yang eksklusif. Muncul pandangan bahwa kegiatan baca tulis sudah bukan lagi menjadi hal yang perlu dilakasanakan dan diperhatikan, namun menjadi sebuah kegiatan yang tanpa guna dan hanya menghabiskan waktu belaka.


Nilai penting kegiatan baca tulis dalam islam

Kegiatan baca tulis adalah kegiatan yang memiliki nilai besar dalam agama islam. Ini terbukti dari wahyu pertama yang turun adalah perintah untuk membaca. Dari perintah tersebut, Jadi kegiatan membaca adalah sebuah langkah awal dalam menuju ke sebuah gerbang pemahaman yang sesuai dengan kaidah. Maksudnya adalah pemahaman yang terjadi setalah membaca adalah pemahaman yang memiliki landasan atau dasar, sehingga tidak hanya sekedar prasangka atau sebuah pemahaman yang tanpa makna.

Kepentingan dan muara kegiatan baca tulis dalam islam tentunya berbeda dengan konsep lain. Dalam islam kegiatan baca tulis tidak hanya sekedar penerjemahan pemahaman namun juga sebagai sebuah bentuk pengahamabaan terhadap sang kholik. Sehingga ketika orang semakin banyak membaca dan menulis maka ia akan semakin mengenali jati dirinya. Bahwa sebenarnya manusia hanyalah seorang hamba, yang dicipatakan dan dijalankan oleh sang Kholiknya, sehingga tidak pantas seseorang sombong atas hasil dan upaya yang telah dilakuakan, mengingat semua itu hanya pemberian.

Melihat dari muara akhir sebuah kegiatan tulis menulis dalam islam yang terjabar diatas, maka sebenarnya kegiatan tulis menulis adalah kegiatan yang mulia, karena akan menaikkan derajat manusia di sisi tuhannya. Berbeda dengan konsep pemahaman diluar Islam yang mana ilmu pengetahuan atau kegiatan belajar akan berujung pada sebuah prestise, atau sebuah materi dan tidak memiliki nilai tambah untuk kebutuhan ruhaninya. Kegiatan baca tulis hanya berhenti pada hubungan antara manuasia, namun didalam islam kegiatan tersebut dinilai lebih dari tersebut, yaitu selain hubungan dengan manusia juga hubungan antar manusia dan pencipta.

Serta dengan demikian maka ketika sebuah ilmu pengetahuan dikembangkan oleh ummat islam maka muaranya adalah untuk kemaslahatan ummat dan akan bernilai ibadah tentunya. Karena ummat islam memiliki rambu-rambu yang jelas yang telah digariskan dalam kitab Alquran. Dan dalam islam tidak dibenarkan ketika seseorang telah memiliki karya tulis dan meguasai sebuah cabang ilmu pengetahuan kemudian diselewengkan untuk kegiatan yang merusak, serta berlaku sombong atas keilmuannya tersebut. Namun ketika dalam suatu keadaan ketika ada salah satu dari ummat Islam yang memiki pengetahuan dan disalah gunakan, maka sebenarnya ia belum mengerti dan melaksanakan makna dan hakekat sebuah pembelajaran dan amaliyah dalam Islam.


Yang ditakuti dari ummat Islam oleh para musuhnya

Saat ini bukan senjata saja yang dapat dijadikan sebagai media perang, karena ummat Islam sudah terbukti tidak akan mempan jika diserang oleh senjata, dengan kecanggihan dalam bentuk apapun. Maka boleh dikatakan saat ini adalah saat peperangan media, siapa yang menguasai dialah yang menang,. Dan rupanya cukup manjur, dengan media dan informasi para pembenci Islam akhirnya dapat mengobrak-abrik keyakinan dan pola hidup para generasi Islam. Terbukti dari banyaknya anak muda maupun kalangan dewasa yang cenderung mengikuti gaya hidup dan lebih mudah mengikuti pemahaman yang didapat dari informasi tanpa adanya dalil yang jelas.

Selain itu perkembangan teknologi informasi mengakibatkan anak-anak muda lebih senang untuk hidup having fun, tanpa mau untuk bersusah payah membaca dan belajar, apalagi menulis. Hal ini bukan salah dari perkembangan teknologi, namun justru sebagai ummat Islam harus sadar dan segera kembali ke Al quran. Janagn terlalu gampang untuk menerima suatu pemahaman tanpa dalil dan sumber yang jelas.

Maka yang menjadi ketakuatan para musush Islam adalah ketika ummat Islam telah tumbuh kembali kebiasaan belajar, membaca dan menulis. Karena dengan belajar, baca dan tulis maka ummat islam akan semakin tahu dan paham akan sejarah islam, hukum Islam, dan sebagainya dan berdamapak akan memperkokoh persatuan dan membangun kembali peradaban islam, yang berarti kehancuran para pembenci islam.

Sehingga para pembenci Islam berusaha semaksimal mungkin agar ummat Islam untuk tidak lagi membaca dan menulis, terutama membaca dan menulis kembali pemahamannya tentang alqur’an. Karena alquran adalah sumber rujukan paling lengkap. Ketika orang sudah merujuk pada Alquran maka keilmiahan dan kebenarnyya dapat di pertangung jawabkan. Selian itu para pembenci membanjiri media dengan bacaan yang menjauhkan terhadap ajaran Islam, sehingga lupa untuk memepelajari islam secara mendalam.

Maka perlu diingat bahwa kegiatan belajar yang didalamnya adalah kegiatan baca tulis merupakan pembangun peradaban Islam, dan kemaslahatan ummat. Telah diwariskan oleh ulama yang terdahulu bahwa menulis adalah sebuah kebutuhan dan membaca adalah sebuah keharusan, terbukti semangat para ulama untuk menuangkan karya-karyanya yang pada akhirnya menjadi rujukan para ilmuan sekarang. Mereka mengubah dan mengukir sejarah dengan pena.

Seyogyanya sebagai generasi penerus, kegiatan tulis menulis harus dipupuk dan dilestarikan sebagai wujud sumbangsih terhadap kemajuan zaman, dan lebih dari itu adalah sebagai sebuah wujud ubudiyah kepada Allah SWT. Jangan hanya sebagai pelaku sejarah namun bertidaklah sebagai pengukir sejarah. Dengan pena, bangun peradaban raih kemenangan haikiki. Belajar adalah mulia, membaca adalah kepatuhan dan menulis adalah kebutuhan

Rujukan :

http://myasir83.multiply.com/journal/item/114

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html

Senin, 07 Juni 2010

Membedah jagad ilir-ilir 3 / Agus Darminto


terjemah perkata :

Tandure Wis Sumilir

Tandur : menanam

wis : sudah

sumilir : bergerak-gerak karena tertepa angin / melambai-lambai,

Penyair menggunakan kata menanam ( tandur ) yang mana kegiatan menanam merupakan sebuah perumpamaan untuk kehidupan di dunia ini, addunya majro'atul akhirot ( dunia adalah sawah akhirat ). dan Tandur adalah model atau cara menanam yang mana gerak atau langkahnya mundur,atau nyingkur (membelakangi ), berbeda dengan cara menanam biasa, yang geraknya maju. Mundur dalam kegiatan tandur bukan berarti mundur yang ngawur, tapi mundur yang teratur, dan terarah, dengan tujuan agar tidak merusak padi yang telah ditanam. Dalam menanam padi ada yang disebut kentheng adalah seutas tali yang dibentangkan dengan tujuan agar padi yang ditanam dapat lurus, dan antar baris satu dengan yang lain diukur dengan mal. dan sikap cara tanam yang membungkuk

Jika kita telaah, padi ibarat amal baik, dan dunia seisinya dan segala kelengkapannya adalah sawah. Jadi untuk dapat menanam atau beramal baik dan istiqomah harus berpedoman tali atau kentheng yang telah diberikan juragan ( gusti allah) agar amal mejadi lurus dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. agar kita dapat berkonsentrasi dan beramal dengan baik, smangat dan bermanfaat, maka kita harus berani nyingkur / membelakangi barang yang tidak berfaidah. bahkan melawan kehendak nafsu yang selalu ingin dilihat orang, ( baik dari segi baju, ketampanan, muka ), sikap congkak dan rasa tidak hormat. sehingga digambarkan bahwa dalam beramal bahwa harus tetap sopan, merendah, yang digambarkan sikap penanam padi yang membungkuk.

Selain itu dalam beramal jangan tingalkan kegiatan rukuk dan sujudmu seperti gambaran orang tandur. Jangan karena alasan sibuk memikir amal atau bekerja, hingga kita lupa untuk beribadah. dan memandang kemewahan dunia selalu pandang lah kebawah seperti pandangan orang tandur yang selalu mengarah kebawah,dan harus iri saat ada orang lain dapat beramal baik sesuai dengan rule atau garis yang telah ditentukan bendoro ( gusti allah ). Selalu ingat hakekat diri kita yang berasal dari tanah, sehingga pantaskah kita untuk congkak, sombong dan membanggakan diri.

Bagi petani ketika habis menanam, dan tanaman sudah tampak pertumbuhannya maka petani akan memulai kegiatan matun, atau menyiangi rumput - rumput yang ada di sekita tanaman. dan mulai dilakukan pemupukan tanaman. dan jika ada padi yang tidak mau tumbuh karena terserang penyakit atau mati maka segera diganti. selanjutnya dilakukan pula peyemprotan hama. Sehingga setelah tanaman terbebas dari hama dan gulma / rumput penggangu, maka padi akan tampak sumilir, bergerak-gerak dengan rapi dan indah. sehingga akan ada harapan untuk panen lebih baik karena petani tidak ingin sawah nya yang telah ditanami padi dengan jerih payah hanya akan di tumbuhi rumput yang tidak berguna, dan padi-padi yang ditanam habis dimakan hama karena kurang perawatan

Rumput ibarat amal jelek dan segala keinginan yang mengangu proses penghambaan kita kepada Allah SWT. sedang pupuk dan penyiangan tanaman ibarat instrospeksi dan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.seperti dipaparkan sebelumnya dan padi ibarat amal, kinerja, umur dan segala yang diamanahkan kepada kita.

Hal diatas sebuah perlambang, ketika amal kita sudah berkembang dan istiqomah mulai muncul, usia sudah mulai beranjak dewasa, maka sebelum terlambat lakukan introspeksi diri, jangan biarkan waktu yang kosong, dan amal jelek menggerogoti dan menggalahkan amal baik kita, jangan biarkan hidup ini hanya ditumbuhi perbuatan jelek dan tanpa guna. ketika itu terjadi maka kita akan kecewa saat di akherat dimana amal kita akan diperhitungkan. dan jika ada amal yang tidak sesuai segeralah diperbaiki diganti dengan perbuatan yang baik. dan jagalah amal perbuatan kita dengan baik, keistiqomahan, kinerja yang telah kita lakukan sesuai dengan petunjuk beramal yang telah digariskan oleh Allah swt, agar amal kita tidak sia-sia belaka.

Jangan kita rusak amalan telah kita perbuat dengan nafsu sesaat akan keinginan dunia,dan seyogyanya kita selalu meng up great diri, belajar, mengaji untuk memupuk amal, agar terus berkualitas dan terjaga dari perbuatan riya’, sombong, sehingga habis semua amal yang telah kita lakukan. Selain itu penyair mengajak kita untuk ngelilir ( bangun ) dari kebodohan, keterpurukan, penjara nafsu, sehingga kita terhalang untuk menghambakan diri kepada Allah dan lupa akan hakekat kehidupan. dan selalu berdzikir, seperti tumbuhan yang selalu berdzikir ingat kapada sang pencipta di setiap geraknya.

Rabu, 05 Mei 2010

Derap awal

Idul Adha tertunda

Bulan sudah berayun

Menuju akhir waktu

Dzulqo’dah berlalu

Menapaki nafas kehidupan berliku

Seeketika datang secercah langkah

Beberapa lembar dinar menyapa hidup

Rasa ingin duduk di surga

Berharap bersua dengan ilahi

Tapi daya tak sampai

Terbengakalai

Terhalang jumlah tak memadai

Takdirkah ini yang merana

Tapi harus tak mengapa

Dimana ladang nikmat terbentang kuat

Menanti tangan asa dan cinta

Kalaupun laukhil mahfuz

Telah di ukir janji

Pasti kan ada tahun ini

Idul adha yang tertunda

Menancapkan pisau dileher kebodohan

Menyembelih kesombongan

Mengucurkan darah nafsu duniawi

Membagi daging, menjemput bidadari

Surabaya, 12 nopember 2009

Bulan bersanding

Bulan benderang, dipandang beribu ujung dunia

Disini orang milihat bulan

Di sebrang ada pula yang merasa memiliki pula

Tak hanya itu

Berkacak pinggang

Bulan yang ku lihat paling benderang

Sukar, sulit, pandai, congkak

Sekelumit hijab membendung kehendak

Tak dimengerti

Tapi bisa dipahami

Suaratan telah menggariskan,

Namun wajib harus ditunaikan

Merngkai bulan

Ditengah egoisme para penikmat malam

Jika telah bersanding

Bersandung

Bersandang

Walaupun ego tertancap kuat

Buah jatidiri berjalan meniti hari

Malam kelam laksana siang menari

Ho..... para penikmat bulan

Pengamat, peneliti sang pelita malam

Leburkan pandangan dan tujuan

Betapa harus hancur badan

Melebur....

Hancur....

Luluh...

Menyatu dalam rengkungan ilahi

Menggapai ma’rifat hakiki

Bersatu, menegakkan takdir

Bersama membangun cita

Surabaya, 12 nopember 2009