SESANTI

SURA DIRA JAYANINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI

Sabtu, 26 Juni 2010

Membedah jagad ilir-ilir 4 / agus darminto

Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar

Terjemah :
Tak ijo royo-royo : di lihat hijau sekali
Tak sengguh temanten anyar : saya kira pengantin baru

               Dimana sebelumnya telah diungkapkan bahwa, di dunia ini ibarat menanam padi. Maka inilah saat yang menyenangkan bagi petani. Saat padi telah tumbuh menghijau, hatipun menjadi senang. Padahal belum tahu apakah kelak padi yang ditanam akan berbuah atau justru terserang hama, atau justru malah terkena bencana. Namun optimisme harus tetap ada. Demikian orang hidup didunia ketika diberi akal, diberi kesempatan berkarya, beribadah, maka serasa bahwadengan ketaatan yang sekarang dianugrahkan sudah dapat untuk membeli surga dan akhir kehidupan yang khusnul khotimah. Namun optimisme harus tetap dibangun, yang jelas kita sudah berusaha untuk hidup sesuai dengan prosedur yang telah di gariskan oleh Allah SWT. Dan kelak akhir hidup kita seperti apa, kita serahkan sepenuhnya pada Allah SWT.
                  Saat amanah umur semakin dikurangi, nikmat dikurangi, atau bahkan ketika rasa taat ditambah, atau ketika rizky ditambah. Maka seharusnya kita semakin bertambah ingat dan ibadah kita kepada Allah SWT. Bahwa Allah itu kuoso untuk mewarnai duniua seisinya ini sesuai kehendaknya, maka agar kita selamat, jadilah hamba yang sejati. Satukan lah keinginan kita dengan keinginan Allah SWT. Tentunya dengan menyelaraskan segala tingkah laku kita sesuai dengan ajaran Islam. Maka ketika kita hanya manut pada nafsu kita dan lebih-lebih berprasangka buruk atas ketentuan Allah SWT maka sesungguhnya haln ini akan membawa kejurang kehancuran. Sebagus apapun kehendak kita, ketika tolok ukur hanya nafsu maka tunggulah saat kehancurannya.
                  Ingat dunia ini milik Allah SWT, maka kita yang dititipi, dipasrrahi harus ikut aturan yang menitipi. Ibarat kita dititipi sepeda motor, maka kita harus mengikuti petunjuk si pemilik sepeda motor dan tidak membuat aturan sendiri. Ketika itu terjadi maka sebenarnya kita sudah menyalahi tata krama, sudah diberi tapi justru membelakangi / membenci. Sikap yang kurang ajar, yang tidak sepatutnya dimiki oleh hamba yang mengakui Allah sebagai Rabb-nya, pengatur dan bendoronya 
Dan Gusti Allah tidak bisa hanya kita jadikan pengeran hanya disaat sholat, menikah, terganggu jin, terjadi bencana, dimasjid atau saat dikuburan. Dunia ini milik Allah, yang menciptakan Allah, yang akan melebur Allah, yang dapat membolak-balikkan Allah. Sehingga kita tidak pantas bersikap mendikotomikan antara urusan ibadah dengan sosial.
                 Dan ketika kita mau melaksanakan kehidupan ini sesuai kehendak-Nya maka kita akan seperti temanten anyar. Namun ketika kita tidak mau mengikuti jalur Allah maka kita tidak akan dapat menjadi temanten anyar ,merasakannya pun tidak.......!!!!. kita tinggal memilih mana yang dikehendaki. Seluruh aturan sudah jelas, maukah untuk melaksanakan, memang peraturan itu tak selamanya enak. Kita terkekang, serasa tidak boleh kemana-mana. Namun justru dengan demikian akan menjadikan tingginya derajat kemnusian / penghambaan. 
                Layaknya temanten anyar, tidak boleh keluar, makan dilayani, dapat pasangan yang dicintai, kasih sayang yang masih fresh, yang jelas semua serba nyaman. Namun memang tidak boleh keluar terlalu jauh, tidak boleh bekerja macam-macam, dan berbagai macam larangan-larangan menurut versi budaya dan adat masing-masing daerah. Maka demikian juga sebagai insan didunia, ketika kita bersedia untuk tidak keluar dari aturan hukum Allah, walaupun pahit, tidak bergaul bebas dengan urusan urusan yang menyibukkan dan melalaikan kepada Allah SWT, singkat kata bersedia untuk tunduk taat, sesungguhnya kita sudah mendaftar untuk dijadikan sebagi temanten anyar. Kita akan berbahagia, merasa senang , selalu diberi rohmat yang selalu fresh oleh Allah SWT. Dan hal itu akan kita lakukan dan rasakan jika kita mengetahui , mengerti, dan melaksanakan hakekat kehambaan kita.
Memang berat dan berbagai macam tantangan akan kita terima jika kita mengikuti jalur allah SWT, seperti layaknya seseorang sebelum menjadi pengantin baru, berbagai syarat dan usaha serta biaya dikeluarkan. Sama halnya ketika kita ingin memperoleh pangkat yang tinggi, kebahagiaan abadi maka tidak mudah pula. Tetapi janganlah berkecil hati, barang siapa berusaha maka ia akan memperoleh. Perlu diingat berdo’a jug salah satu bagian dari ibadah. Ibarat kalau sudah jodoh, maka ma kemana.... itulah prinsip ketika mau menjadi penganten baru, demikan pula di dunia ini.
                  Dan tiap orang diberikan signal ketuhanan yang berbeda-beda, tiap orang diber informasi ketuhanan berbeda-beda, yang jelas semua yang diberikan pasti sesuai dengan pori diri dan usaha yang telah dilakukan. Walaupun takdir telah tertulis namun kewajiban kita adalah berusaha, beribadah dan hak mutlaq dimiliki Allah SWT. Walaupun berat itulah hakekat kenikmatan menjadi hamba Allah. Dunia ini memang temapt kesusahan, tidak ada kesenangan yang abadi. Saatnya kita berusaha agar dijadikan penganten baru yang akan disandingkan dengan bidadari disurga.

Jumat, 25 Juni 2010

Mulailah menulis : Dengan Pena Bangun Peradaban / agus darminto

Sejarah gemilang Baca Tulis

Baitul Hikmah, sebagai sebuah perpustakaan pada zaman khalifah Harun al-Rasyid di Baghdad pada abad 9 masehi, yang mana memiliki sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Baitul Hikmah berhasil menterjemahkan berbagi karya klasik dari yunani, Persia dan sebagainya. Di masa pemerintahan al-Ma’mun Baitul Hikmah mengalami kemajuan pesat. Sebagaimana Harun al-Rasyid, al-Ma’mun penggantinya, mempunyai komitmen kuat dan perhatian yang mendalam untuk usaha pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dari perhatian yang diberikan pada Baitul Hikmah, yaitu .dengan mengadakan kerjasama dengan para penguasa Romawi untuk mendapatkan buku-buku kuno dari kerajaan itu. Untuk melaksanakan tugas tersebut al-Ma’mun membentuk tim yang beranggotakan di antaranya adalah Silm, al-Hajjaj bin Mathar, Yuhana bin Masawih dan Ibnu Bithriq yang bertugas menumpulkan naskah-naskah dari Romawi dan kemudian diterjemah ke dalam bahasa Arab.

Untuk mempermudah penelususran di Baitul Hikmah, yang mana telah dikelola layaknya perpustakaan modern. Koleksi buku diklasifikasi menurut isinya. Tiap bagian koleksi, mempunyai pengelola dan pengawas tersendiri. Klasifikasi koleksi Baitul Hikmah meliputi:

1. Fisika

2. Filsafat dan logika

3. Astronomi

4. Agraria dan pertanian

5. Matematika dan teknik

6. Musik

7. Kimia

Pada masa al-Ma’mun Baitul Hikmah telah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Yang mana memiliki koleksi yang berasal dari Yunani dan Persia, tidak hanya itu, namun juga buku-buku berbahasa Sansekerta, Suryani, Kaldan, India dan Qibthi. Dan untuk mempermudah pembelajaran telah diterjemah pula kedalam bahasa Arab. Di situ tersimpan khazanah berbagai peradaban dari lembah Tigris dan Eufrat, Nil, Indus, India serta Yunani.

Berkat pengelolaan dan sarana buku yang memadai Ibnu Sina dapat dapat leluasa belajar ke perpustakaan istana Samani yang besar nama lain dari Baitul Hikmah. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian;


“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.”

Melihat sepanggalah dari pernyataan Ibnu Sina diatas membuktikan bahwa pada abad ke 10 perpustakaan islam sudah berkembang begitu pesatnya.



Ummat Islam saatnya bergerak

Warisan ilmu pengetahuan yang begitu berjubel dari masa-ke masa. Beratus ribu kitab telah dikarang dan dipublikasikan yang mana semua bertujuan untuk kelangsungan kehidupan dalam menjalinkan misi kekhalifan di dunia ini. Maka saharusnya sebagi umat yang besar, kegiatan baca tulis adalah kegiatan yang menjadi sebuah kebiasaan, atau hoby tentunya. Karya yang telah lalu tidak akan berguna apabila tidak dibaca atau bahkan diteliti lebih lanjut dan kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan .

Ummat islam runtuh karena kegiatan keilmuan sudah mulai ditinggalkan. Yang mana disibukkan hanya pada masalah harta dan jabatan. Salah satu indikasi adalah mulai lunturnya kegiatan membaca dan menulis. Orang disibukkan dengan berbagai macam aktivitas yang tidak bermanfaat, seperti berdiskusi tanpa tujuan yang jelas, bekerja secara berlebihan tanpa ada waktu untuk belajar, remaja yang sibuk dengan game, dan hoby-hoby mereka yang melupakan kegiatan belajar.

Memang belajar tak selamanya hanya baca tulis, namun membaca dan menulis merupakan sebuah awal dan dasar dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Karena membaca adalah sebuah pekerjaan menerjemahkan sebuah informasi dari luar sehingga mampu dicerna oleh otak pada akhirnya menghasilkan sebuah pemahaman akan ilmu tersebut. Mustahil sebuah pembelajaran akan efektif dan berhasil tanpa adanya kegiatan baca tulis, dikarenakan seseorang akan dapat mengerti dan faham terhadap sesuatu jika diawali dengan membaca, kemudian diikuti analisa baru mengenai hal yang diterima itu.

Sedangkan menulis adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk memvisualisasikan dalam bentuk huruf, segala yang telah dipahami atau dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam usaha belajarnya adalah dibuktikan dengan tulisan. Hasil karya tulisan selain bentuk dari wujud kefahaman seseorang juga wujud kepedulian akan sebuah ilmu pengetahuan. Karena dengan adanya tulisan yang dihasilkan maka ikut dalam usaha melestarikan ilmu pengetahuan

Bagi ummat Islam kegiatan tulis menulis telah dicontohkan oleh para ulama, yang dengan tangannya menghasilkan beratus kitab, bisa dibayangkan tanpa adanya sebuah media cetak seperti sekarang ini para ulama salaf dapat mengaplikasikan dan menuangkan ide-idenya pada lembaran-lembaran, tanpa adanya sebuah keluh kesah. Bagaimana dengan keadaan sekarang…. ?? dengan berbagai kemajuan justru ummat Islam tidak semakin terpupuk jiwa kelimuannya.

Lunturnya kegiatan baca tulis ummat Islam merupakan sebuah hal yang patut untuk tidak dilanjutkan, karena akan berdampak semakin mundurnya peradaban islam, dan semakin hancurnya tatanan dunia ini. Hal ini karena ummat sudah merasa cukup puas atas hasil karya yang telah ada, merasa minder untuk menulis, sibuk atas urusan masing-masing, sehingga baca tulis menjadi kegiatan yang eksklusif. Muncul pandangan bahwa kegiatan baca tulis sudah bukan lagi menjadi hal yang perlu dilakasanakan dan diperhatikan, namun menjadi sebuah kegiatan yang tanpa guna dan hanya menghabiskan waktu belaka.


Nilai penting kegiatan baca tulis dalam islam

Kegiatan baca tulis adalah kegiatan yang memiliki nilai besar dalam agama islam. Ini terbukti dari wahyu pertama yang turun adalah perintah untuk membaca. Dari perintah tersebut, Jadi kegiatan membaca adalah sebuah langkah awal dalam menuju ke sebuah gerbang pemahaman yang sesuai dengan kaidah. Maksudnya adalah pemahaman yang terjadi setalah membaca adalah pemahaman yang memiliki landasan atau dasar, sehingga tidak hanya sekedar prasangka atau sebuah pemahaman yang tanpa makna.

Kepentingan dan muara kegiatan baca tulis dalam islam tentunya berbeda dengan konsep lain. Dalam islam kegiatan baca tulis tidak hanya sekedar penerjemahan pemahaman namun juga sebagai sebuah bentuk pengahamabaan terhadap sang kholik. Sehingga ketika orang semakin banyak membaca dan menulis maka ia akan semakin mengenali jati dirinya. Bahwa sebenarnya manusia hanyalah seorang hamba, yang dicipatakan dan dijalankan oleh sang Kholiknya, sehingga tidak pantas seseorang sombong atas hasil dan upaya yang telah dilakuakan, mengingat semua itu hanya pemberian.

Melihat dari muara akhir sebuah kegiatan tulis menulis dalam islam yang terjabar diatas, maka sebenarnya kegiatan tulis menulis adalah kegiatan yang mulia, karena akan menaikkan derajat manusia di sisi tuhannya. Berbeda dengan konsep pemahaman diluar Islam yang mana ilmu pengetahuan atau kegiatan belajar akan berujung pada sebuah prestise, atau sebuah materi dan tidak memiliki nilai tambah untuk kebutuhan ruhaninya. Kegiatan baca tulis hanya berhenti pada hubungan antara manuasia, namun didalam islam kegiatan tersebut dinilai lebih dari tersebut, yaitu selain hubungan dengan manusia juga hubungan antar manusia dan pencipta.

Serta dengan demikian maka ketika sebuah ilmu pengetahuan dikembangkan oleh ummat islam maka muaranya adalah untuk kemaslahatan ummat dan akan bernilai ibadah tentunya. Karena ummat islam memiliki rambu-rambu yang jelas yang telah digariskan dalam kitab Alquran. Dan dalam islam tidak dibenarkan ketika seseorang telah memiliki karya tulis dan meguasai sebuah cabang ilmu pengetahuan kemudian diselewengkan untuk kegiatan yang merusak, serta berlaku sombong atas keilmuannya tersebut. Namun ketika dalam suatu keadaan ketika ada salah satu dari ummat Islam yang memiki pengetahuan dan disalah gunakan, maka sebenarnya ia belum mengerti dan melaksanakan makna dan hakekat sebuah pembelajaran dan amaliyah dalam Islam.


Yang ditakuti dari ummat Islam oleh para musuhnya

Saat ini bukan senjata saja yang dapat dijadikan sebagai media perang, karena ummat Islam sudah terbukti tidak akan mempan jika diserang oleh senjata, dengan kecanggihan dalam bentuk apapun. Maka boleh dikatakan saat ini adalah saat peperangan media, siapa yang menguasai dialah yang menang,. Dan rupanya cukup manjur, dengan media dan informasi para pembenci Islam akhirnya dapat mengobrak-abrik keyakinan dan pola hidup para generasi Islam. Terbukti dari banyaknya anak muda maupun kalangan dewasa yang cenderung mengikuti gaya hidup dan lebih mudah mengikuti pemahaman yang didapat dari informasi tanpa adanya dalil yang jelas.

Selain itu perkembangan teknologi informasi mengakibatkan anak-anak muda lebih senang untuk hidup having fun, tanpa mau untuk bersusah payah membaca dan belajar, apalagi menulis. Hal ini bukan salah dari perkembangan teknologi, namun justru sebagai ummat Islam harus sadar dan segera kembali ke Al quran. Janagn terlalu gampang untuk menerima suatu pemahaman tanpa dalil dan sumber yang jelas.

Maka yang menjadi ketakuatan para musush Islam adalah ketika ummat Islam telah tumbuh kembali kebiasaan belajar, membaca dan menulis. Karena dengan belajar, baca dan tulis maka ummat islam akan semakin tahu dan paham akan sejarah islam, hukum Islam, dan sebagainya dan berdamapak akan memperkokoh persatuan dan membangun kembali peradaban islam, yang berarti kehancuran para pembenci islam.

Sehingga para pembenci Islam berusaha semaksimal mungkin agar ummat Islam untuk tidak lagi membaca dan menulis, terutama membaca dan menulis kembali pemahamannya tentang alqur’an. Karena alquran adalah sumber rujukan paling lengkap. Ketika orang sudah merujuk pada Alquran maka keilmiahan dan kebenarnyya dapat di pertangung jawabkan. Selian itu para pembenci membanjiri media dengan bacaan yang menjauhkan terhadap ajaran Islam, sehingga lupa untuk memepelajari islam secara mendalam.

Maka perlu diingat bahwa kegiatan belajar yang didalamnya adalah kegiatan baca tulis merupakan pembangun peradaban Islam, dan kemaslahatan ummat. Telah diwariskan oleh ulama yang terdahulu bahwa menulis adalah sebuah kebutuhan dan membaca adalah sebuah keharusan, terbukti semangat para ulama untuk menuangkan karya-karyanya yang pada akhirnya menjadi rujukan para ilmuan sekarang. Mereka mengubah dan mengukir sejarah dengan pena.

Seyogyanya sebagai generasi penerus, kegiatan tulis menulis harus dipupuk dan dilestarikan sebagai wujud sumbangsih terhadap kemajuan zaman, dan lebih dari itu adalah sebagai sebuah wujud ubudiyah kepada Allah SWT. Jangan hanya sebagai pelaku sejarah namun bertidaklah sebagai pengukir sejarah. Dengan pena, bangun peradaban raih kemenangan haikiki. Belajar adalah mulia, membaca adalah kepatuhan dan menulis adalah kebutuhan

Rujukan :

http://myasir83.multiply.com/journal/item/114

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html

Senin, 07 Juni 2010

Membedah jagad ilir-ilir 3 / Agus Darminto


terjemah perkata :

Tandure Wis Sumilir

Tandur : menanam

wis : sudah

sumilir : bergerak-gerak karena tertepa angin / melambai-lambai,

Penyair menggunakan kata menanam ( tandur ) yang mana kegiatan menanam merupakan sebuah perumpamaan untuk kehidupan di dunia ini, addunya majro'atul akhirot ( dunia adalah sawah akhirat ). dan Tandur adalah model atau cara menanam yang mana gerak atau langkahnya mundur,atau nyingkur (membelakangi ), berbeda dengan cara menanam biasa, yang geraknya maju. Mundur dalam kegiatan tandur bukan berarti mundur yang ngawur, tapi mundur yang teratur, dan terarah, dengan tujuan agar tidak merusak padi yang telah ditanam. Dalam menanam padi ada yang disebut kentheng adalah seutas tali yang dibentangkan dengan tujuan agar padi yang ditanam dapat lurus, dan antar baris satu dengan yang lain diukur dengan mal. dan sikap cara tanam yang membungkuk

Jika kita telaah, padi ibarat amal baik, dan dunia seisinya dan segala kelengkapannya adalah sawah. Jadi untuk dapat menanam atau beramal baik dan istiqomah harus berpedoman tali atau kentheng yang telah diberikan juragan ( gusti allah) agar amal mejadi lurus dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. agar kita dapat berkonsentrasi dan beramal dengan baik, smangat dan bermanfaat, maka kita harus berani nyingkur / membelakangi barang yang tidak berfaidah. bahkan melawan kehendak nafsu yang selalu ingin dilihat orang, ( baik dari segi baju, ketampanan, muka ), sikap congkak dan rasa tidak hormat. sehingga digambarkan bahwa dalam beramal bahwa harus tetap sopan, merendah, yang digambarkan sikap penanam padi yang membungkuk.

Selain itu dalam beramal jangan tingalkan kegiatan rukuk dan sujudmu seperti gambaran orang tandur. Jangan karena alasan sibuk memikir amal atau bekerja, hingga kita lupa untuk beribadah. dan memandang kemewahan dunia selalu pandang lah kebawah seperti pandangan orang tandur yang selalu mengarah kebawah,dan harus iri saat ada orang lain dapat beramal baik sesuai dengan rule atau garis yang telah ditentukan bendoro ( gusti allah ). Selalu ingat hakekat diri kita yang berasal dari tanah, sehingga pantaskah kita untuk congkak, sombong dan membanggakan diri.

Bagi petani ketika habis menanam, dan tanaman sudah tampak pertumbuhannya maka petani akan memulai kegiatan matun, atau menyiangi rumput - rumput yang ada di sekita tanaman. dan mulai dilakukan pemupukan tanaman. dan jika ada padi yang tidak mau tumbuh karena terserang penyakit atau mati maka segera diganti. selanjutnya dilakukan pula peyemprotan hama. Sehingga setelah tanaman terbebas dari hama dan gulma / rumput penggangu, maka padi akan tampak sumilir, bergerak-gerak dengan rapi dan indah. sehingga akan ada harapan untuk panen lebih baik karena petani tidak ingin sawah nya yang telah ditanami padi dengan jerih payah hanya akan di tumbuhi rumput yang tidak berguna, dan padi-padi yang ditanam habis dimakan hama karena kurang perawatan

Rumput ibarat amal jelek dan segala keinginan yang mengangu proses penghambaan kita kepada Allah SWT. sedang pupuk dan penyiangan tanaman ibarat instrospeksi dan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.seperti dipaparkan sebelumnya dan padi ibarat amal, kinerja, umur dan segala yang diamanahkan kepada kita.

Hal diatas sebuah perlambang, ketika amal kita sudah berkembang dan istiqomah mulai muncul, usia sudah mulai beranjak dewasa, maka sebelum terlambat lakukan introspeksi diri, jangan biarkan waktu yang kosong, dan amal jelek menggerogoti dan menggalahkan amal baik kita, jangan biarkan hidup ini hanya ditumbuhi perbuatan jelek dan tanpa guna. ketika itu terjadi maka kita akan kecewa saat di akherat dimana amal kita akan diperhitungkan. dan jika ada amal yang tidak sesuai segeralah diperbaiki diganti dengan perbuatan yang baik. dan jagalah amal perbuatan kita dengan baik, keistiqomahan, kinerja yang telah kita lakukan sesuai dengan petunjuk beramal yang telah digariskan oleh Allah swt, agar amal kita tidak sia-sia belaka.

Jangan kita rusak amalan telah kita perbuat dengan nafsu sesaat akan keinginan dunia,dan seyogyanya kita selalu meng up great diri, belajar, mengaji untuk memupuk amal, agar terus berkualitas dan terjaga dari perbuatan riya’, sombong, sehingga habis semua amal yang telah kita lakukan. Selain itu penyair mengajak kita untuk ngelilir ( bangun ) dari kebodohan, keterpurukan, penjara nafsu, sehingga kita terhalang untuk menghambakan diri kepada Allah dan lupa akan hakekat kehidupan. dan selalu berdzikir, seperti tumbuhan yang selalu berdzikir ingat kapada sang pencipta di setiap geraknya.