Annakku
Habis waktu terbakar senja
Sudahkah nafas menjejak ilmu
Malam menyelimuti
Dalam dekapan rindu sang ibu
Meniti penuh harap ilahi
Tali temali menikam sesak
Akankah, tahan dalam semai hidup
Menerpa langit semarak hari
Surabaya 27 Maret 2010
Derit pacuan hurf
Bersenandung dalam tirakat
Kuatkan langkah mengitung bintang
Peluh mengucur hendak menghambur
Risau dan galau bercecer
Menghadap sentuhan nurani
Pahit memang bersemayam dirantau
Tegarlah harus berpilin menali kehendak
Surabaya 27 Mret 2010
Habis
Habis Tidak tahu….
Habis menerpa… habis tak tahu jalan..
Habis menggelitik… habis tak tahu kata…
Habis berserak… habis tak tahu bisu
Habis saying…. Habis tak tahu masa
Habis mengenang… habis tak tahu lupa…
Habis berlalu…
Surabaya 25 April 2010
Dari Madura
Tawakal membumbung peluang ke sebrang
Diatas lengkung pulau pesona mengantar
Rimbun angan tak terbukti dalam langkah
Murah berseri menyambut ramah tanah garam
Budaya menyapa mengukir prasangka
Berharap dalam kelu membebani
Sungguh mutiara adat berkenan menjadi bekal
Hasrat menuai bulir syariat
Bersampan budaya rembulan bersinar
Surabaya 25 MArel 2010
Misteri Guru Bangsa
Anganku panjang menapaki sejarah hidup
Berupaya mengerti titik-titik berserak tak menentu
Kelakar dalam serabut kabut menghias senyum
Menembah kekacaun kompas pandangan
Ada saat ditinggikan namun sebagian mencampakkan
Berebut dalam kebenaran kontroversial
Skar dimengerti dalam setiap derap kata
Menyangkal khalayak mendewakan pula
Seras seperti simalakama dalam karung
Dimakan mati tak dimakan tak tahu sudah
Mangalir, menderai, menggelitik
Surabaya April 2010
PP. Hidayatullah
Siapakah kamu.. ??
Rusak aku memandang
Disaksikan langit dan untaian hijau memnjang
Membejur beribu ragam dalam bingkai kesatuan
Wujud berceari namun sanubari mengeruut
Bersorak anak pantai bersambut gembala gunung tertegun
Si anak padang ilalang
Waktu-waktu mengucurkan sejarah dan tonggak
Tertancap disetiap dada pemuka dan anak bangsa
Tak sedikitpun rasa ibu pertiwi bergelayut dalam lisan
Dan langkah semangat
Lalu saat angin bertanya dan nyiur melambai
Hendak menyapa kerumun orang di samudra hijau
Tak kuasa karana tak adapat kata-kata
Siapakah kau…?
Kau ini dan itu, tak tampak olehmu jemari warisan jatidiri
Habiskah semua yang terwariskan..?
Atau tergadaikan sudah pundi-pundi harta sang mutu manikam
Surabaya April 2010
Kalam sang Guru
Saat inna menhampiri isim, rusaklah ia bertarung khobar
Tetapi sism tak surut.
Kanna dating mengucurkan kasih
Khobar tercampakkan karenanya
Ma’rifat dengan alif bertaut lam
Guru bersua murid
Dengan hati hamba bertau ilahi
Alif tak kuasa menerima amanah walau orang datang memaksa
Guru tegar memikul kesendirian
Bersandar huruf ba’ dalam awal kalimat
Pundi emas tak kuasa berjalan menghampiri
Hanya sambungan hati harapan ummat impian semata
Murid bercampur kawan dalam menapaki tugas suci
Semua bermenung membakar warisan pembangkang
Menuju puitih sinar
Tegaknya asa umat tertinggi
Surabaya April 2010
PP. Hidayatullah
Rembulan bersinar
Berpendar cahaya merasuk belantara kehidupan
Gelap keramaian dan kelalian
Rembulan berseri, menjejakkan sanubari
Ditengah padang gersang hati
Rembulan bersinar harapan penuh makna
Dalam perjalanan menuju sang kuasa
Walau dingin dunia dan badai kerememangan melanda
Surabaya April 2010
Kali semawur
Berkelok dari berantas di kabupaten
Tapi kering kecuali dalam musim basah
Anak kecil menjejak genangan lampau
Terpandang sepi, derit derit bamboo memagar kehidupan
Sawara dengkek mematuk tebing
Sabit-sabit tak begitu ramai hari ini
Dahan tumabng, sulur menggelayut, bambu lapuk
Jadi buah tangan
Kengerian berbungkus asri dalam benak pencari ramban
Entah kni sepi terhampar desing peluru pengingat masa lalu
Semawur-ku masihkah kau menyapa anak gembala
Juga pengepul dapur, rumah singgah petuang kecil.
April 2010
Aku Ingin
Aku ingin berubah
Dari kasarnya budi kepada halusnya pekerti
Aku ingin mengadu
Tapi kelu pada manusia dan teruntuk sealalu sang kholik
Aku ingin berlari
Mungkinkah tanpa kehendak-Nya dan bercerai dari fana
Aku ingin beranjak
Dari sisi kiri menuju beningnya hari penuh dzikir
Aku ingin berlayar
Manuju samudra satu dan menjinjing rasa hamba
Aku ingin semua terkabul
Sabar dan berjiwa dalam kehambaan dan kehampaan
Surabaya April 2010
Sebuah pilihan
Sudahkah hati mengenal-NYA
Ditengah kepicikan ditelan dunia
Maukah dirimu menghamba
Saat nafsu menuhankan fana
Jika hidup laksana bersandiwara
Maukah actor ulung tersandang
Namun akhir dinyata ulung terkungkung
Semua harus tertali mendasar
Mencecar bangkai dalam taman bunga lestari
Atau berjingkat di pucuk embun gurun
Tak ayal tertimbun senang terakapar meniup debu kehamburan
Surabaya April 2010
Berjumpa lagi
Manis di tanah rantau
Memukau saat bertemu rumpun sebangsa
Bersama menjurai lunak dalamkerasanya tanah orang
Urabaya April 2010
NU aku saying padamu
Padamu aku belajar mengadu
Mengadu letih dalam nada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar